Download Buku K13 Kelas 2 Semester 2 SD Edisi Revisi 2017 www.puskurbuk.com Selamat datang Bapak/Ibu guru di blog. Kali ini akan kami bagikan file download buku K13 Kelas 2 revisi 2017 untuk Kelas 2 SD semester 2. Bagi Bapak/Ibu Guru yang membutuhkan kedua jenis buku, yakni Buku guru kelas 2 kurikulum 2013 revisi 2017 semester 2 dan buku siswa kelas 2 semester 2 kurikulum 2013 edisi revisi 2017 berikut ini akan kami berikan link download untuk keduanya pada bagian bawah postingan ini. File ini diunggah di google drive yang cukup dengan sekali klik bapak ibu guru bisa mengunduhnya tanpa khawatir tersesat ke link yang tidak diinginkan. Untuk tahun pelajaran 2017/2018 ini baru tersedia buku K13 edisi revisi 2017 untuk kelas 1, 2, 4, dan 5. Sedangkan untuk Buku tematik kelas 3 dan buku tematik kelas 6 belum tersedia. Sesegera mungkin jika buku tersebut sudah terbit akan kami update pada postingan ini.
Download Buku K13 Kelas 2 Semester 2 SD Edisi Revisi 2017| www.puskurbuk.com Selamat datang Bapak/Ibu guru di blog puskurbuk.com.Kali ini akan kami bagikan file download buku K13 Kelas 2 revisi 2017 untuk Kelas 2 SD semester 2. Slide.psikolgi pendidikan 1 Pengertian Psikologi Pendidikan • Pengertian Psikologi Asal kata Psyche = jiwa & logos = ilmu, Ilmu jiwa Dakir (1993), ilmu yang membahas tingkah laku.
Beberapa hal terkait dengan buku tematik kelas 2 semester 2 edisi revisi 2017 yang perlu Bapak/Ibu ketahui sebelum mendownload dan menggunakannya agar dapat memberikan hasil pembelajaran yang maksimal, diantaranya adalah:. Buku kelas 2 kurikulum 2013 edisi revisi 2017 ini merupakan buku panduan sekaligus buku aktivitas yang diharapkan dapat memudahkan para siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
Sifat buku tematik kelas 2 ini hanya sebagai salah satu penunjang, sehingga para guru dimungkinkan untuk mencari dan menggunakan buku penunjang lainnya sebagai acuan dalam proses belajar mengajar di kelas, termasuk buku-buku KTSP lama yang dimiliki sekolah. Kegiatan pembelajaran yang ada di buku tematik kelas 2 ini lebih merupakan contoh kegiatan yang dapat dipilih guru dalam melaksanakan pembelajaran. Guru diharapkan mampu mengembangkan ide-ide kreatif lebih lanjut dengan memanfaatkan alternatif-alternatif kegiatan yang ditawarkan di dalam Buku Guru kelas 2 atau mengembangkan ide-ide pembelajaran sendiri. Dalam buku tematik kelas 2 semester 2 edisi revisi 2017 ini terdapat 4 tema. Demikian juga dalam buku tematik kelas 2 semester 1 edisi revisi 2017 terdiri dari 4 tema. Setiap tema terdiri atas 4 subtema. Tiap subtema diuraikan ke dalam 6 pembelajaran.
Satu pembelajaran dialokasikan untuk 1 hari. Berikut ini pembagian tema di kelas 2 SD.
Buku Tematik kelas 2 Revisi 2017 Semester 1. Tema 1.
Hidup Rukun. Tema 2. Bermain di Lingkunganku. Tema 3.
Tugasku Sehari-hari. Tema 4. Hidup Bersih dan Sehat Buku Tematik kelas 2 Revisi 2017 Semester 2. Tema 5.
Pengalamanku. Tema 6. Merawat Hewan dan Tumbuhan. Tema 7. Kebersamaan.
Tema 8. Keselamatan di Rumah dan Perjalanan.
Masing-masing tema terdiri atas dua buku, Buku Guru dan Buku Siswa. Disarankan untuk Bapak/Ibu guru agar dapat memulai setiap kegiatan pembelajaran dengan memberikan pengantar sesuai tema pembelajaran. Lebih baik lagi jika dilengkapi dengan kegiatan pembukaan yang menyenangkan dan membangkitkan rasa ingin tahu siswa seperti bercerita, mengajukan pertanyaan yang menantang, menyanyikan lagu, menunjukkan gambar, dan sebagainya. Tidak kalah pentingnya adalah pada saat menutup pembelajaran; Bapak/Ibu guru diharapkan dapat memberikan semacam pengantar pada setiap perpindahan subtema dan tema, demi untuk mewujudkan dan mencapai keberhasilan pendekatan tematik terpadu seperti yang diinginkan. Bapak/Ibu guru diharapkan juga dapat mengembangkan ide-ide kreatif dalam memilih metode pembelajaran. Termasuk di dalamnya menemukan kegiatan alternatif apabila kondisi yang terjadi kurang sesuai dengan perencanaan (misalnya siswa tidak bisa mengamati objek di luar kelas karena turun hujan).
Keterampilan mengembangkan metode pembelajaran yang beragam perlu Bapak/Ibu guru miliki (misalnya bermain peran, mengamati, bertanya, bercerita, bernyanyi, menggambar, dan sebagainya). Dengan menggunakan beragam metode tersebut selain melibatkan siswa secara langsung, diharapkan juga dapat melibatkan warga sekolah dan lingkungan sekolah. Itulah beberapa hal yang perlu Bapak/Ibu pertimbangkan dan pahami terkait dengan penggunaan buku tematik kelas 2 edisi revisi 2017 ini. Baiklah, saya kira cukup sebagai pengantar, selanjutnya silakan Bapak/Ibu yang berkeinginan mengunduh buku K13 SD kelas 2 Edisi revisi 2107 untuk menuju ke link di bawah ini: Download Buku K13 SD Kelas 2 Semester 1 Revisi 2017 Berikut ini link download dari Buku Guru dan Buku Siswa Kurikulum 2013 Revisi 2017 untuk Kelas 2 SD Semester 1 Buku Tematik Kelas 2 revisi 2017 Tema 1.
Buku Siswa Tematik Kelas 2, Tema 8 Keselamatan di Rumah dan Perjalanan, Catatan: Jika anda kesulitan mengunduh atau terdapat link download yang tidak sesuai silakan tinggalkan pesan di kolom komentar yang tersedia di bawah artikel ini. Tautan untuk Download Buku Tematik Lainnya: Demikian postingan tentang Buku tematik kelas 2 Revisi 2017 Kurikulum 2013 yang dapat kami bagikan. Semoga bermanfaat untuk Bapak/Ibu guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang berkualitas di kelas masing-masing.
Latar Belakang Perbedaan individu penting dibahas dan dipahami oleh pendidik agar para pendidik bisa memahami perbedaan dari asing-masing peserta didik. Setiap individu mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga sering timbulnya permasalahan akibat perbedaan itu. Permasalahan ini kita akan mengetahui berbagai macam perbedaan individu, diantaranya perbedaan kognitif, perbedaan kecakapan bahasa, perbedaan kecakapan motorik, perbedaan latar belakang, perbedaan bakat, perbedaan kesiapan belajar, perbedaan tingkat pencapaian, perbedaaan lingkungan keluarga, latar belakang budaya dan etnis, dan faktor pendidikan. Perkembangan zaman menimbulkan perubahan dan kemajuan dalam masyarakat.
Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi, industri, informasi dsb. Akibatnya ialah berbagai permasalahan yang dihadapi oleh individu, misalnya, pengangguran, syarat-syarat pekerjaan, penyesuaian diri, jenis dan kesempatan pendidikan, perencanaan dan pemilihan pendidikan, masalah hubungan sosial, masalah keluarga, keuangan, masalah pribadi, dsb. Walaupun pada umumnya masing-masing individu berhasil mengatasi dengan sempurna, sebagian lain masih perlu mendapatkan bantuan.
Dalam dunia pendidikan terdapat berbagai macam faktor yang lain dengan satunya memiliki andil dalam pendidikan. Salah satu tugas yang diemban oleh para pendidik adalah memahami akan berbagai faktor pendukung pendidikan tersebut. Diantara berbagai faktor tersebut adalah bagaimana para pendidik bisa memahami akan situasi dan kondisi, baik lingkungan maupun peserta didik itu sendiri. Peserta didik sebagai obyek dari pendidikan sangat urgen untuk diperhatikan dari berbagai faktor. Faktor tersebut yang harus diperhatikan adalah tahap perkembangan dari peserta didik tersebut. Diantara perkembangan perserta didik tersebut adalah bagaimana dari individu dan karakteriststiknya Dari paparan singkat diatas, maka kami akan mencoba menyajikan dalam tulisan ini apakah itu sebenarnya individu, karakteristik dan permasalahannya.
Sebab dalam dunia pendidikan kita perlu untuk mengetahui segala perkembangan peserta didik termasuk dari individu-individu dan karakteristik peserta didik tersebut. Pengertian Individu Manusia adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang. Sejak ratusan tahun sebelum masehi, manusia telah menjadi obyek filsafat, baik obyek formal yang mempersoalkan hakikat manusia maupun obyek material yang mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dengan berbagai kondisinya. Sebagaimana dikenal adanya manusia sebagai mahluk yang berpikir atau homo sapiens, mahluk yang berbuat atau homo faber, mahluk yang dapat dididik atau homo educandum dan seterusnya. Dalam kamus echols & shadaly (1975), individu adalah kata benda dari individual yang berarti orang, perseorangan, dan oknum.
Berdasarkan pengertian di atas dapat dibentuk suatu lingkungan untuk anak yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya dan akan membawaperubahan-perubahan apa saja yang diinginkan dalam kebiasaan dan sikap-sikapnya. Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan.
Pada awal kehidupannya bagi seorang bayi mementingkan kebutuhan jasmaninya, ia belum peduli dengan apa saja yang terjadi diluar dirinya. Ia sudah senang bila kebutuhan fisiknya sudah terpenuhi.
Dalam perkembangan selanjutnya maka ia akan mulai mengenal lingkungannya, membutuhkan alat komunikasi (bahasa), membutuhkan teman, keamanan dan seterusnya. Semakin besar anak tersebut semakin banyak kebutuhan non fisik atau psikologis yang dibutuhkannya.
Karakteristik Individu Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang memperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis. Kepribadian, prilaku apa yang diperkuat, dipikirkan, dan dirasakan oleh seseorang (individu) merupakan ha sil diri perpduan antara factor biologis sebagaimana unsure bawaan dan pengaruh lingkungan.
Natur dan nature merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menjelaskan karakteristik-karakteristik individu dalam hal fisik, mental, dan emosional pada setiap tingkat perkembangan. Seorang bayi yang baru lahir merupakan hasil dari dua garis keluarga, yaitu garis keturunan ayah dan garis keturunan ibu. Sejak terjadinya pembuahan atau konsepsi kehidupan yang baru, maka secara berkesinambungan dipengaruhi oelh bermacam-macam faktor lingkungan yang merangsang.
Perbedaan Tingkat Pencapaian Salah satu bentuk nyata untuk melihat perbedaan anak adalah dengan memeriksa hasil pencapaian dalam tes matematika standar. Tingkat pencapaian anak merupakan suatu fungsi yang menunjukkan nilai belajar anak. Murid dalam posisi puncak di suatu kelompok biasanya mampu belajar matematika dengan cepat, sementara murid dengan posisi terendah di dalam kelas biasanya merupakan pebelajar yang lambat. Pada posisi tengah-tengah, sekitar 50 persen diantaranya memiliki kemampuan yang merata dalam pencapaian matematika. Perbedaaan Lingkungan Keluarga Anak-anak berasal dari berbagai lingkungan keluarga. Anak dari keluarga berada dengan pendidikan yang memadai biasanya datang ke sekolah dengan latar belakang berbagai pengalaman lebih cenderung menjadi pebelajar yang cepat. Sebaliknya, anak yang berasal dari keluarga kurang mampu dan dengan latar belakang orang tua tanpa pendidikan cenderung menjadi pebelajar yang lambat.
Lingkungan keluarga selalu memberikan pengaruh terhadap sikap anak dalam menghargai matematika. Penelitian menujukkan adanya korelasi positif antara sikap anak terhadap matemtika dengan sikap orang tua terhadap mata pelajaran ini. Latar Belakang Budaya dan Etnis Anak-anak juga berbeda diapandang dari segi latar belakang budaya dan etnis. Motivasi untuk belajar berbeda antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya, layaknya anak-anak tertarik dan menilai pencapaiannya dalam suatu pendidikan. Faktor Pendidikan Faktor pendidikan mempengaruhi prestasi dalam bidang akademik. Anak-anak yang memperoleh hasil yang selalu efektif, penuh arti, sebagai contoh program matemtika yang dianjurkan, cenderung berada di atas rata-rata dan menjadi pebelajar yang cepat.
Murid yang memiliki sedikit pengalaman, seringnya mengikuti metode drill tanpa akhir untuk belajar teknik menghitung dan menghapalkan operasi dasar matematika biasanya mengalami kesulitan dalam memahami matemtika dasar tahap lanjut. Masalah Individu. Masalah kebutuhan individu Kebutuhan merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan ini sifatnya mendasar bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri.
Jika individu berhasil dalam memenuhi kebutuhannya, maka dia akan merasa puas, dan sebaliknya kegagalan dalam memenuhi kebutuhan ini akan banyak menimbulkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungan. Dengan berpegang kepada prinsip bahwa tingkah laku individu merupakan cara dalam memenuhi kebutuhannya, maka kegiatan belajar pada hakikatnya merupakan perwujudan usaha pemenuhan kebutuhan tersebut. Sekolah hendaknya menyadari hal tersebut, baik dalam mengenal kebutuhan-kebutuhan pada diri siswa, maupun dalam memberikan bantuan yang sebaik-baiknya dalam usaha memenuhi kebutuhan tersebut. Seperti telah dikatakan di atas, kegagalan dalam memenuhi kebutuhan ini akan banyak menimbulkan masalah-masalah bagi dirinya. Pada umumnya secara psikologis dikenal ada dua jenis kebutuhan dalam diri individu yaitu kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis.
Masalah Penyesuaian Diri dan Kelainan Tingkah Laku Kegiatan atau tingkah laku pada hakikatnya merupakan cara pernenuhan kebutuhan. Banyak cara yang dapat ditempuh individu untuk memenuhi kebutuhannya, baik cara-cara yang wajar maupun yang tidak wajar, cara-cara yang disadari maupun yang tidak disadari. Yang penting untuk dapat memenuhi kebutuhan ini, individu harus dapat menyesuaikan antara kebutuhan dengan segala kemungkinan yang ada dalam lingkungan, disebut sebagai proses penyesuaian diri.
Individu harus menyesuaikan diri dengan berbagai lingkungan baik lingkungan sekolah, rumah maupun masyarakat. Proses penyesuaian diri ini banyak sekali menimbulkan berbagai masalah terutama bagi diri individu sendiri. Jika individu dapat berhasil memenuhi kebutuhannya sesuai dengan lingkungannya dan tanpa menimbulkan gangguan atau kerugian bagi lingkungannya, hal itu disebut “adjusted” atau penyesuaian yang baik.
Dan sebaliknya jika individu gagal dalani proses penyesuaian diri tersebut, disebut “maladjusted” atau salah suai. Masalah Belajar Dalam proses belajar dapat timbul berbagai masalah baik bagi pelajar itu sendiri maupun bagi pengajar. Beberapa masalah belajar, misalnya bagamana menciptakan kondisi yang baik agar perbuatan belajar berhasil, memilih rencana belajar bagi siswa, menyesuaikan proses belajar dengan keunikan siswa, penilaian hasil belajar, diagnosis kesulitan belajar, dan sebagainya. Bagi siswa sendiri, masalah-masalah belajar yang mungkin timbul misalnya pengaturan waktu belajar, memilih cara belajar, menggunakan buku-buku pelajaran, belajar berkelompok, mempersiapkan ujian, memilih mata kuliah yang cocok, dsb. Manusia adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang. Sejak ratusan tahun sebelum masehi, manusia telah menjadi obyek filsafat, baik obyek formal yang mempersoalkan hakikat manusia maupun obyek material yang mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dengan berbagai kondisinya.
Perbedaan individu, diantaranya perbedaan kognitif, perbedaan kecakapan bahasa, perbedaan kecakapan motorik, perbedaan latar belakang, perbedaan bakat, perbedaan kesiapan belajar, perbedaan tingkat pencapaian, perbedaaan lingkungan keluarga, latar belakang budaya dan etnis, dan faktor pendidikan. SARAN Syukur alhamdulillah pada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik walupun masih ada kekurangan dan tentunya masih jauh dari harapan, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun, serta arahan dan bimbingan dari semua pihak, terutama Dosen. Semoga makalah ini akan bermanfaat bagi para pembaca, baik bagi siswa,orang tua,guru dan masyarakat.Jika yang membaca adalah seorang siswa, hendaknya ia mengetahui dan mempelajari tugas-tugas perkembangan dengan baik serta dapat menerapkannya.Jika orang tua, hendaknya ia dapat mengontrol tugas-tugas perkembangan anak yang belum diselesaikan dan membimbing, mengarahkan serta mengantarkan ke arah yang positif.Orang tua dan guru membantu menyelesaikan tugas perkembangan sehingga mencapai tingkat sempurna. Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan. Pada awal kehidupannya bagi seorang bayi mementingkan kebutuhan jasmaninya, ia belum peduli dengan apa saja yang terjadi diluar dirinya. Ia sudah senang bila kebutuhan fisiknya sudah terpenuhi. Dalam perkembangan selanjutnya maka ia akan mulai mengenal lingkungannya, membutuhkan alat komunikasi (bahasa), membutuhkan teman, keamanan dan seterusnya.
Semakin besar anak tersebut semakin banyak kebutuhan non fisik atau psikologis yang dibutuhkannya.